SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI PONDOK PESANTREN DARUS SHOLAH Design By MUNUS

Selamat Datang di Kafe Ilmu - Sarana berbagi ilmu - by munus2011

Jumat, 22 April 2011

RINTIHAN DOA SEORANG SANTRI

DOA KAMI UNTUK BUNDA

Bunda, aku tahu kadang bunda berdusta padaku. Ketika dulu saat ananda makan, bunda memindahkan nasi punya bunda padaku, bunda berdusta dengan mengatakan………….. "Bunda tidak lapar, makanlah nak"

Ketika aku dan adik mendapatkan ikan dari hasil pancingan, bunda memasak masakan yang enak dan bergizi dengan ikan tersebut, bunda tidak memakan ikan tersebut. Bunda berdusta pada kami dengan mengatakan……... "Makanlah nak, bunda tidak suka ikan"

Ketika kami sekeluarga dalam kesulitan, aku dan adik-adiku semua harus sekolah. Suatu malam kami terbangun melihat bunda masih bekerja demi kami agar bisa sekolah, ingatkah ketika itu ku tanyakan "Bunda, kenapa belum tidur ?" Bunda berdusta lagi……….. "Cepatlah tidur lagi nak, bunda tidak capek kok"

Ketika aku baru masuk Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah dan aku masih enggan masuk sekolah, bundalah yang mengantarkan, bunda menunggu kami. Ketika lonceng berbunyi, bunda menyambut kami dengan sebotol tes manis, kulihat peluh keringat yang membasahi bunda. Kamipun memberikan kembali botol tersebut kepada bunda. Tapi bunda tapi bunda berdusta kepada kami dengan mengatakan…………… "Bunda belum haus minumlah dulu, nak"

Bunda, kami masih ingat ketika kami memakan 1 telur dadar yang diiris-iris dan dibagi untuk ananda dan adik-adik. Ananda bertanya, mana telur untuk bunda ? Bunda berdusta lagi dengan menjawab………… "Nanti bunda masak lagi"

Bunda, ketika bunda dengan tubuh yang lemah terbaring sakitpun, bunda masih tersenyum kapada kami dengan menahan  rasa sakit yang teramat sangat. Bunda mengapa saat kami tak kuat menahan air mata kami, tapi bunda masih berdusta dengan mengatakan "Jangan menangis sayang, bunda nggak apa-apa kok"
Bunda, kami tahu sekarang arti dusta bunda kepada kami……….. Bunda teramat sayang dan cinta kepada kami, kan ?

Masih senantiasa teringat dalam benak kami…
Ketika kami masih kecil betapa bunda ingin memeluk kami, tetapi kami malah mengunci kamar karena bunda telat member uang saku. Ketika kami lulus SD, bunda menangis terharu karena senang. Tapi kami malah berpesta dengan teman.

Ketika Ibunda dan Ayahanda membayar uang SPP dan mengantar kami ke Pondok, tapi kamimelarang bunda masuk pondok, malah minta diturunkan di Proyek Pondok karena malu dengan teman-teman karena bunda bukan orang kaya. Tapi bunda tetap senang dibilang orang tidak punya asal kami bisa tetap belajar dan mengaji.

Ketika kiriman kami habis, kami sms, kami telepon bunda, mengapa bunda sampai telat ngirimi kami di pondok, kami jadi kelaparan, bunda tidak tanggung jawab, anak disuruh mondok tapi kiriman telat terus. Lagi- lagi bunda cuman tersenyum mendengar telepon kami dan bunda cuma berkata, " iya sayang, sebentar lagi bunda kesana, tunggu sebentar ya ?" Padahal ketika itu bunda masih bekerja.

Kenapa bunda masih berbohong terus, ketika kami meminta tambah jatah uang kiriman alasan buat beli buku, tapi kami gunakan untuk buat main PS, kami buat ngenet, kami buat beli rokok….. Tapi mendengar itu semua, bunda tidak memarahi kami. Bunda Cuma berkata "Belajar  dan ngaji yang rajin di pondok ya nak, jangan suka melanggar"

Kali ini tidak , bunda………., tidaaaakkkkkk…………………..
Ketika bunda di rumah bekerja memeras keringat setiap hari tanpa rasa lelah, kami di pondok malah enak-enakan. Kami di pondok malas belajar, kami di pondok suka melanggar, kami di pondok jarang mengaji, kami di pondok sering merokok, kami di pondok suka main PS,,,…. Untuk sekarang dan seterusnya, tidak Bunda !!
Saya telah menipu bunda, saya telah membohongi bunda, katanya saya di pondok rajin mengaji dan belajar, tapi sebaliknya. Ampunilah dosa saya ya Allah karena telah membohongi bunda.

Sehingga datanglah saat itu, ketika sebagian besar dari kita, baru merasa seperti dijatuhi palu godam yang meremukkan hati, ketika orang tua kita dipanggil-Nya, bahwa kita belum melakukan apapun untuk kedua orang tua kita.
Ya Allah, Ampunilah kami dan kedua orang tua kami, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami diwaktu kami masih anak-anak (kecil)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar